MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN
BUILDING
STRONG BRAND
DISUSUN
OLEH; KELOMPOK 11
1.
YANTO (2014120167)
2.
ANDRIYANI (2014120004)
3.
ANDRIYANA (2014120021)
4.
PARTIKA (2014120122)
FAKULTAS
EKONOMI
PRODI
MANAJEMEN
UNIVERSITAS
TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat ALLAH yang maha kuasa atas rahmatnya kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik walau masih banyak kekurangannya. Makalah ini membahas tentang building
strong brand yaitu menyelaskan bagaimana perusahaan harus membangun suatu pencitraan / merek yang kuat. Dimana materi
ini membahas peran merek yang kuat, ekuitas merek, brand knowledge, asoisasi
merek, janji merek, elemen merek, dll.
Dengan ditulisnya makalah ini kami berharap dapat
bermanfaat bagi para pembaca, serta dapat di mengerti. Namun apabila terdapat
kekurangan kami harap dimaklumi karena kami hanya sebatas manusia yang tidak
luput dari kesalahan. Kami juga berterima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah manajemen pemasaran yaitu; Retno Ayu Dewi N, SE, MM. Atas bimbinganya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Akhir kata terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar...........................................................................................i
Daftar
Isi.....................................................................................................ii
BAB
I . Pendahuluan.................................................................................iii
I.1
Latar belakang masalah......................................................................iii
I.2
Rumusan Masalah................................................................................iii
I.3
Tujuan Pembahasan.............................................................................iii
BAB
II . Pembahasan..................................................................................1
II.1
Peran Merek..........................................................................................1
II.2
Ekuitas Merek.......................................................................................2
II.3
Brand Knowledge.................................................................................3
II.4
Asosiasi Merek......................................................................................4
II.5
Janji Merek...........................................................................................5
II.6
Element Merek......................................................................................6
BAB
III Penutup..........................................................................................7
III.1
Kesimpulan..........................................................................................7
III.2
Saran.....................................................................................................7
BAB
IV Daftar pustaka...............................................................................8
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar belakang masalah
Building strong
brand yaitu menyelaskan bagaimana perusahaan harus membangun suatu pencitraan / merek yang kuat. Dimana materi
ini membahas peran merek yang kuat, ekuitas merek, brand knowledge, asoisasi
merek, janji merek, elemen merek, dll.
Kita mengetahui bahwa untuk membangun suatu pencitraan
yang kuat harus melalui beberapa cara dan langkah-langkah yang tidak mudah,
serta membutuhkan waktu yang tidak
sedikit. Untuk itu harus melalui cara-cara yang benar dan berhati-hati.
I.2
Rumusan masalah
I.3
Tujuan pembahasan
Makalah ini bertujuan agar kita semua bisa mengetahui
tentang apa itu building strong brand.dengan membaca makalah ini kami harap
para pembaca mengerti tentang tata cara untuk membangun sebuah pencitraan/merek
yang kuat, serta lankah-langkah tepat untuk menjaga dalam pertahankan kualitas
dan prioritas perusahaan kita. Kami juga berharap makalah ini dapat menambah
wawasan kami agar bisa berguna dimasa yang akan datang
Iii
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1 Peran merek
Apa yang ada
dalam pikiran Anda atau apa yang Anda ingat mengenai Ferrari? Mungkin ada yang
terpikirkan warnanya merah, mobil berkelas, mobil mewah, terpikir mengenai
balapan Formula 1 (F1), atau "kuda jingkrak". Atau bahkan, ada juga
yang mengasosiasikan dengan kecepatan tinggi.
Ada banyak
yang akan diingat jika mendengar kata Ferrari. Inilah salah satu dari kekuatan
sebuah brand atau merek. Merek merupakan suatu daya tarik atau
sesuatu yang bisa membedakan dengan suatu produk atau jasa lainnya, yang
merupakan bentuk keterkaitan antara suatu produk atau jasa tertentu dengan
bentuk, prestige, ekspresi, harga ataupun nilainya. Seperti mobil
Ferrari, bisa memberikan banyak asosiasi bagi orang yang melihat, mengingat,
atau merasakan saat mengendarainya.
Jika
dibandingkan dengan produk mobil menengah, atau bahkan produk sekelasnya,
tentunya Ferrari mempunyai hampir semua kemampuan brand-nya, baik
dalam daya pikatnya, bentuk, kualitas, dan sebagainya. Menurut Kathy Heasly,
salah seorang dari Rich Dad Advisor (anggota tim Robert T Kiyosaki), yang telah
lebih dari dua dekade membangun bisnisnya yang berfokus pada
international brand, untuk membentuk suatu merek yang baik dan
punya daya jual yang luar biasa, antara lain diperlukan adanya kesesuaian
antara promise dan experience.
Promise adalah sesuatu yang dijanjikan suatu brand tertentu
sehingga mampu membawa kepada suatu experience atau pengalaman
bagi oleh orang yang membelibrand tersebut. Menurutnya, merek
merupakan suatu aset penting bagi suatu perusahaan dalam meningkatkan image dan
tentu saja penjualannya. Hal ini karena cukup banyak produk yang memberikan
janji terlalu tinggi namun dalam praktiknya orang yang membeli produk tersebut
merasa kecewa dan tidak mau lagi membelinya di kemudian hari.
1
Jika sudah begitu, biasanya brand tersebut tidak bertahan lama. Oleh karena itu, dalam memberikan penawaran apapun juga, berikan suatu pengalaman yang membuat seseorang merasakan sesuatu yang luar biasa dan sesuai apa yang telah Anda janjikan. Terdapat tiga karakter merek yang perlu kita perhatikan, yakni genuine (asli),meaningful (bermakna), dan different (beda) Dalam hal merek harus genuine, artinya mempunyai keasliannya sehingga tidak mudah ditiru.
Selanjutnya
adalah Meaningful; di mana merek harus mempunyai suatu makna yang
sangat mendalam bagi para konsumennya. Sedangkan different; berarti
merek kita mempunyai perbedaan yang signifikan dengan merek lain yang sejenis.
Dengan tiga sifat tersebut, merek kita akan menjadi jauh lebih mudah dikenal,
diingat, dan tentu saja di sukai untuk kemudian dibeli secara lebih luasnya,
ketiga karakter itu harus saling melengkapi satu sama lain, karena bisa saja
terjadi brand memang benar-benargenuine.
Namun jika
tidak memberikan makna/arti yang baik atau mendalam bagi orang yang hendak
membelinya, brand itu tidak akan diminati atau disukai orang. Dan meski brandkita genuine dan meaningful,
bisa saja kurang mendapat respons positif dalam pemasarannya karena ternyata
merek yang kita punya dianggap sama dengan yang lain, tidak mempunyai nilai
tambah yang dahsyat.
Oleh karena
itu, jika saat ini juga Anda belum membuat brandyang mampu mengadopsi tiga
karakter tersebut; genuine, meaningful, dan different,
maka sudah saatnya Anda memikirkan dan merancangnya demi kelangsungan brand yang
lebih langgeng dan optimal.
II.2 Mengelola Ekuitas Merek
Pengelolaan merek yang efektif
membutuhkan tindakan pemasaran jangka panjang. Terdapat dua tindakan
pengelolaan ekuitas merek menurut Kotler & Keller (2009:277, 279) sebagai
berikut:
1) Penguatan merek
1) Penguatan merek
Sebagai aset perusahaan yang umurnya
panjang, merek perlu dikelola dengan baik, sehingga nilainya tidak menyusut.
2
Pada beberapa titik, kegagalan untuk
memperkuat merek akan menghilangkan kesadaran merek dan memperlemah citra
merek. Ekuitas merek diperkuat oleh tindakan pemasaran yang secara konsisten
menyampaikan arti suatu merek dalam hal:
·
Produk apa yang dipresentasikan oleh
merek, apa manfaat inti yang diberikan, dan kebutuhan apa yang dipenuhi.
·
Bagaimana merek membuat produk menjadi
unggul, dimana asosiasi merek yang kuat, disukai, dan unik harus berada dalam
pikiran konsumen.
2) Revitalisasi merek
Hal pertama yang harus dilakukan dalam
merevitalisasi merek adalah memahami sumber-sumber apa dari ekuitas merek yang
dapat dipergunakan. Revitalisasi merek perlu dilakukan mengingat terjadinya
perubahan selera dan preferensi konsumen, kemunculan pesaing baru/teknologi
baru, ataupun jenis perkembangan lainnya dalam lingkungan pemasaran yang dapat
mempengaruhi peruntungan merek.
II.3
Brand Knowledge
Pengetahuan merek atau brand knowledge
didefinisikan sebagai adanya informasi tentang merek dalam ingatan konsumen,
beserta dengan asosiasi – asosiasi yang berkaitan dengan merek tersebut
(Keller, 1998:46-48). Konsumen perlu mencari, mengumpulkan dan memahami
sejumlah informasi tentang produk dalam membuat keputusan. Sebuah keputusan pembelian
tidak akan diambil apabila seorang konsumen tidak memiliki pengetahuan apapun
mengenai baik produk maupun merek yang diinginkan. Pengetahuan merek didapatkan
apabila masyarakat sadar akan merek. Kesadaran merek merupakan suatu langkah
awal untuk masuk ke dalam ekuitas merek yang lebih tinggi. Jadi apabila
kesadaran suatu merek rendah dapat dipastikan ekuitas merek tersebut juga
rendah. Kesadaran merek dapat dibentuk dan dibangun dengan merancang pesan –
pesan yang mudah diingat oleh konsumen, pesan yang berbeda dengan kompetitor
namun masih berhubungan antara merek dan kategori produk, menggunakan slogan,
jingle atau lagu yang menarik sehingga membantu konsumen dalam mengingat merek
(Durianto, 2001:29)
3
Kesadaran merek sendiri nantinya akan berpengaruh
terhadap image atau citra yang muncul di benak konsumen. Semakin tinggi
kesadaran merek, maka citra positif terhadap merek akan terbentuk.
II.4
Asosiasi Merek
Asosiasi Merek (Brand Association)
Asosiasi merek (brand association) adalah segala sesuatu yang muncul dan
terkait dengan ingatan konsumen mengenai suatu merek. Asosiasi merek (brand
association) mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu
dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut, produk, geografis,
harga, pesaing, selebriti, dan lain – lain (Durianto, et al., 2001:69).
Asosiasi – asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan
berbagai hal berikut:
1.
Atribut produk Mengasosiasikan atribut
atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling
sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika
atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam
alasan pembelian suatu merek. Universitas Sumatera Utara
2.
Atribut tidak berwujud Suatu faktor
tidak berwujud merupakan atibut umum, seperti halnya persepsi kualitas,
kemajuan teknologi,, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut
yang objektif. 3. Manfaat bagi pelanggan Sebagian besar atibut produk
memberikan manfaat bagi pelanggan, maka terdapat hubungan antara pelanggan
dengan produsen.
3.
Harga relatif Evaluasi terhadap suatu
merek dengan suatu penggunaan atau aplikas tertentu.
4.
Penggunaan Pendekatan ini
mengasosiasikan merek dengan suatu pengguna atau aplikasi tertentu.
5.
Pelanggan Pendekatan ini mengasosiasikan
merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk.
6.
Orang terkenal atau khalayak Mengaitkan
orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat
yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut. Universitas Sumatera Utara
4
7.
Gaya hidup atau kepribadian Asosiasi
sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan
merek dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
8.
Kelas produk Mengasosiakan sebuah merek
menurut kelas produknnya.
9.
Jasa pesaing Mengetahui persaingan dan
berusaha untuk menyamai atau bahkan menggungguli persaingan.
Fungsi asosiasi merek (brand
association) dalam pembentukan ekuitas merek adalah :
1.
Membantu penyusunan informasi merek
2.
Membedakan merek tersebut dengan merek
lainnya Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya
pembedaaan suatu merek yang lain.
3.
Sebagai alasan konsumen untuk membeli
Asosiasi merek membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen
yang dapat memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan
menggunakan merek itu.
4.
Menciptakan sikap positif terhadap merek
tersebut Asosiasi dapat menciptakan perasaan positif atas dasar pengalaman
tersebut menjadi sesuatu berbeda. Universitas Sumatera Utara 5. Sebagai
landasan untuk melakukan perluasan merek (brand expansion). Suatu asosiasi
dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa
kesesuaian antara merek dan sebuah produk baru, atau dengan memunculkan alasan
untuk membeli produk perluasan tersebut.
II.5
Janji Merek
Brand management atau
manajemen merek merupakan strategi marketing dalam pengaturan suatu produk,
boleh disebut juga sebagai seni pengelolaan merek. Merek sangat penting dalam
mencitrakan sebuah produk berkualitas. Janji (promise) suatu merek
menggambarkan karakter dan nilai (values) dari sebuah produk sehingga
konsumen menjadi percaya dan loyal terhadap arti penting sebuah merek.
5
Akibatnya merek mampu mendorong
penjualan produk pada tingkatan dimana konsumen merasa terpuaskan dan mengalami
ekstasi pengalaman yang luar biasa.
Merek selain memberikan janji akan
jaminan kualitas, kenyamanan, harga, distribusi, dan pangalaman, juga sangat
bermanfaat dalam menyampaiakan social promise sebagaimana
yang disampaikan oleh Lindemann yaitu meningkatnya persaingan, kinerja produk,
dan tanggungjawab perusahaan. Individu dalam masyarakat mampu menikmati manfaat
yang lebih banyak, pilihan yang lebih beragam, dan kebebasan ekspresi diri.
II.6
Element Merek
1.
Menurut Kotler & Keller (2009:269),
elemen merek (brand element) adalah alat pemberi nama dagang
yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Terdapat enam kriteria
utama untuk memilih elemen merek sebagai berikut:
2.
Dapat diingat. Seberapa mudah elemen
merek itu diingat dan dikenali.
3.
Berarti. Apakah elemen merek itu
kredibel dan mengindikasikan kategori yang berhubungan dengannya. Apakah elemen
merek itu menyiratkan sesuatu tentang bahan produk atau tipe orang yang mungkin
menggunakan merek.
4.
Dapat disukai. Seberapa menarik estetika
elemen merek itu.
5.
Dapat ditransfer. Apakah elemen merek
itu dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama
atau berbeda. Apakah elemen merek itu manambah ekuitas merek melintasi
batas geografis dan segmen pasar.
6.
Dapat disesuaikan. Seberapa mudah elemen
merek itu disesuaikan dan diperbarui.
7.
Dapat dilindungi. Seberapa mudah elemen
merek itu dapat dilindungi secara hukum.Selain nama merek, semboyan juga
merupakan sarana yang efisien untuk membangun ekuitas merek. Fungsinya sebagai
pegangan untuk membantu konsumen memahami merek dan menerjemahkan maksud
program pemasaran.
6
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan/saran
Kita
mengetahui bahwa Building strong brand yaitu menjelaskan bagaimana perusahaan
harus membangun suatu pencitraan / merek
yang kuat. Dimana materi ini membahas peran merek yang kuat, ekuitas merek,
brand knowledge, asoisasi merek, janji merek, elemen merek, dll.
Kita
mengetahui bahwa untuk membangun suatu pencitraan yang kuat harus melalui
beberapa cara dan langkah-langkah yang tidak mudah, serta membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Untuk
itu harus melalui cara-cara yang benar dan berhati-hati.
III.2 Penutup
Kami
mengucapkan terimaksih kepada dosen yang telah membimbing kami semua, serta kepada teman-teman yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah
yang kami buat ini masih sangat banyak kekurangannya dan mungkin tidak ada kelebihannya.
7
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
8