Tuesday 25 October 2016

Makalah
Komunikasi Bisnis
Negoisasi Dalam Bisnis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Didalam kehidupan ini, tentunya kita selalu melakukan negosiasi. Baik dengan ayah ke anaknya, teman, maupun rekan bisnis. Negosiasi dapat menjembatani perbedaan yang ada dan menghasilkan kesepakatan antar pihak yang terlibat.
Dalam dunia bisnis, istilah negosiasi bukanlah hal yang baru. Negosiasi digunakan untuk menjembatani dua kepentingan yang berbeda, misalnya antara produsen dengan konsumen. Oleh karena itu, agar terjadi suatu kesepakatan di antara kedua belah pihak, diperlukan negosiasi. Sementara itu, orang yang melakukan negosiasi sering disebut sebagai seorang negosiator.
Dalam komunikasi bisnis bernegosiasi sangat dibutuhkan dalam mencapai suatu kesepakatan bersama antara dua belah pihak yang bersangkutan. Dalam bernegosiasi ada tata cara tersendiri sehingga kesepakatan di antara keduanya bisa tercapai.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih jelas yang berkaitan dengan permasalahan negosiasi, seperti pengertian negosiasi, berbagai tahapan atau proses bernegosiasi, ketrampilan bernegosiasi, peran seorang negosiator, tipe negosiator dan pengalaman pribadi dalam bernegosiasi.

1.2            Rumusan Masalah
1.                 Apa pengertian dari negosiasi bisnis ?
2.                 Bagaimana proses dari negosiasi dalam berbisnis ?
3.                           Apa peran negosiator dalam bernegosiasi ?
4.                 Apa saja macam-macam negosiator ?





1.3         Tujuan Penulisan Makalah ini
a.            Mengetahui pentingnya negosiasi dalam dunia bisnis, serta menganalisis mengenai proses negosiasi, keterampilan dalam negosiasi, dan  tipe-tipe negosiator secara lebih jelas.
b.      Sebagai media belajar kami sebagai mahasiswa.

1.4         Manfaat Penulisan Makalah ini
a.     Membantu mahasiswa memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang negosiasi dalam bisnis.
b. Memberikan informasi secara mendalam mengenai pengertian negosiasi, proses negosiasi, ketrampilan negosiasi, dan tipe negosiator.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Negosiasi
Dalam suatu proses negosiasi, selalu ada dua belah pihak yang berlawanan atau berbeda sudut pandangnya. Agar dapat menemukan titik temu atau kesepakatan, kedua belah pihak perlu bernegosia si. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal.
Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.
Menurut Hartman dalam buku karya Purwanto yang berjudul Komunikasi Bisnis, pengertian negosiasi dapat berbeda-beda tergantung dari sudut pandang siapa yang terlibat dalam bernegosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak yang berkepentingan dalam bernegosiasi, yaitu pembeli dan penjual. Hartman menegaskan bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama.
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Sementara itu Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
Berdasarkan beberapa pengertian negosiasi tersebut, dapat dikemukakan bahwa suatu proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.
Selain untuk memperoleh kesepakatan kedua belah pihak, menurut Thong, alasan bernegosiasi adalah untuk mendapatkan sebuah keuntungan atau menghindarkan kerugian atau memecahkan problem yang lain. Untuk mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain (Purwanto, 2006: 251) :
a.       Persiapan yang cermat.
b.      Persentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak.
c.       Keterampilan, pengalaman, motivasi, pikiran yang terbuka.
d.      Pendekatan yang logis untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling menguntungkan dan saling menghormati.
e.       Kemauan untuk membuat tujuan untuk mencapai kesepakatan melalui kompromi bila terjadi kemacetan.

2.2         Proses Negosiasi
Menurut Hartman, ada empat poin penting yang perlu diperhatikan sebelum bernegosiasi, antara lain pencarian fakta terutama dari pihak lain (lawan negosisasi), menaksir posisi lawan negosisasi, membuat perencanaan yang baik, dan memilih serta mengatur tim negosiasi. Sementara itu, menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan (sebelum negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan (setelah negosiasi).

1.              Tahap perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu merencanakan sasaran negosiasi, memutuskan strategi, dan memperjelas proses negosiasi.


a.       Sasaran Negosiasi
Sasaran negosiasi adalah apa hasil yang diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran atau target dalam bernegosiasi sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi. Ada dua jenis sasaran dalam bernegosiasi, yaitu sasaran ideal dan sasaran dasar (batas minimal yang dapat dicapai).
b.      Strategi Negosiasi
Komponen kedua adalah strategi negosiasi yang merupakan cara atau teknik untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi yang tepat. Ada beberapa strategi negosiasi yang dapat anda gunakan dalam bernegosiasi, antara lain : strategi kooperatif, strategi kompetitif, dan strategi analitis.
1.      Strategi Kooperatif
·         Sasarannya mencapai kesepakatan kedua belah pihak
·         Memakai semboyan win-win solution
·         Mempercayai pihak lawan
·         Melakukan kompromi jika diperlukan dan timbal balik
·         Menciptakan landasan dan kepentingan bersama
2.      Strategi Kompetitif
·         Sasaran strateginya adalah mengalahkan lawan
·         Tidak mempercayai lawan dan siap bertarung
·         Menuntut sebuah konsesi, menegaskan posisi, dan melancarkan tekanan.
·         Tidak memberikan apa-apa dan menghabiskan semuanya






3.      Strategi Analitis
·         Mempunyai filosofi bahwa seorang negosiator adalah pemecah masalah, bukan seorang petarung
·         Memandang negosiasi sebagai bentuk latihan dalam memecahkan masalah, dan bukannya sebagai permainan
·         Berusaha kreatif dan bersama-sama mencari alternatif solusinya
·         Menggunakan kriteria yang objektif dalam mengambil keputusan
·         Membuat alasan yang rasional dan bukan atas dasar perasaan

c.       Proses Negosiasi
Komponen ketiga adalah proses negosiasi. Sebelum mencapai tujuan yang anda tentukan sebelumnya, perlu diketahui bahwa dalam negosiasi sangat diperlukan yang namanya proses negosiasi yang melibatkan kedua belah pihak. Proses negosiasi merupakan proses suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan di kedua belah pihak yang saling menguntungkan.
Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain : 
  • ·         persiapan,
  • ·         kontak pertama,
  • ·         konfrontasi,
  • ·         Kompromi,
  • ·         Solusi,
  • ·         konsolidasi.



2.              Tahap Implementasi.
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan atau tindakan yang diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi. Implementasi memiliki komponen penting antara lain : taktik negosiasi, keterampilan negosiasi, dan perilaku negosiasi.
a.       Taktik Negosiasi
Macam-macam taktik negosiasi, antara lain:
  • ·         Taktik dengan cara anda.
  • ·         Taktik bekerja sama.
  • ·         Taktik tidak bertindak apa-apa.
  • ·         Taktik melangkah ke tujuan lain.
b.      Keterampilan bernegosiasi.
Macam-macam keterampilan bernegosiasi, antara lain:
  • ·         Persiapan.
  • ·         Memulai negosiasi.
  • ·         Strategi dan teknis.
  • ·         Kompromi.
  • ·         Menghindari kesalahan taktis.
3.              Tahap peninjauan negosiasi.
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Tahapan ini memiliki arti yang sangat penting bagi seorang negosiator dalam meninjau apa yang sudah dilakukannya selama bernegosiasi.
Ada beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, antara lain :
·         Untuk memeriksa apakah anda sudah mencapai tujuan anda.
·         Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat berharga bagi seorang negosiator.
·         Jika ya, maka pastikan apa yang sudah anda lakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan anda.

2.3              Peran Negosiator
Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara lain :
  • ·         Berperan sebagai seorang pemimpin
  • ·         Faktual
  • ·         Analitis
  • ·         Reliasional
  • ·         Intuitif

Macam-macam Negisiator
a.       Negosiator curang
Harus berhati-hati berhadapan dengan seorang negosiator yang curang karena pada dasarnya yang terlintas dalam benak pikirannya adalah bagaimana memenangkan negosiasi dan mengalahkan anda. Yang penting bagi negosiator curang adalah dapat memenangkan negosiasinya.
b.      Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang profesional akan tahu apa yang sedang dinegosiasikan, dan tahu bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan ketrampilan bernegosiasi dengan baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu banyak hal tentang lawan negosiasinya.
c.       Negosiator bodoh
Seorang negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua belah pihak. Tidak peduli apapun yang anda lakukan, ia akan berusaha sekuat tenaga agar tidak ada yang bisa menang. Yang penting baginya tidak ada yang menang dalam negosiasi. Oleh karena  itu, untuk menghadapi negosiator macam ini, anda harus memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik perilaku pihak lawan yang berpura-pura bodoh tersebut. Jika ia takut kalah, yakinkanlah agar ia memiliki motivasi yang kuat untuk bernegosiasi dengan baik. Jika ia tidak tahu, berilah pengertian yang sejelas-jelasnya, sehingga ia memahaminya dengan baik. Jika ia merasa terancam, maka bersikaplah arif dan bijak dalam bernegosiasi.
d.      Negosiator Naif
Pada umumnya ia adalah negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak tahu pokok persoalan yang akan dinegosiasikan, bahkan cenderung percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya. Kalau perlu, ia bersedia memberikan apa saja yang diminta oleh pihak negosiasinya. Dengan seorang negosiator yang naïf, pihak lawan jelas dapat menang dengan mudah. Namun, pihak lawan sebaiknya tetap harus lebih berhati-hati, karena bukan tidak mungkin ia sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui pihak lawan negosiasinya. Ia bisa juga menyetujui apa yang diinginkan pihak lawan negosiasi, karena ia mempunyai tujuan lain yang menurutnya sangat berarti baginya. 




BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Sementara itu Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama. proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi. Menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan (sebelum negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan (setelah negosiasi). Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain : 
(1) persiapan, 
(2) kontak pertama, 
(3) konfrontasi, 
(4) Kompromi, 
(5) Solusi, 
(6) konsolidasi.

Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara lain: Berperan sebagai seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional, intuitif. Ada empat tipe negosiator, yaitu negosiator curang, negosiator professional, negosiator bodoh dan negosiator naïf.

3.2         Saran
1.     Dalam melakukan negosiasi diperlukan seorang yang mampu melihat peluang, sabar, dan memiliki daya sensitifikasi sosial yang tinggi.
2.     Sebelum melakukan negosiasi sehendaknya seorang negosiator mempelajari situasi yang ada.
3.     Dalam bernegosiasi seorang negosiator jangan memberikan harga yang tinggi dari harga yang sebenarnya, dan negosiator janganlah menawar harga jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan.

Daftar pustaka



Monday 24 October 2016

MEMANAJEMENI PERUSAHAAN KECIL SUPAYA SUKSES
Perusahaan kecil memiliki prospek yang cukup baik dan sangat penting peranannya dalam gerak kehidupan ekonomi dan kehidupan masyarakat indonesia. Pengusaha kecil harus mengetahui persis siapa dia, apa bidang usahanya, bagaimana mengelola perusahaan supaya berhasil untuk jangka panjang, serta bagaimana merencanakan masa depan yang lebih baik dan mantap, baik pada masa hidupnya sendiri maupun pada generasi penerusnya atau pewarisnya.
Uraian ini snagatberkaita dan relevan bagi ;
a.       Mereka yang sedang mengelola perusahaan kecil yang sedang maju, baik itu berupa toko, pabrik kecil, penjual jasa, pertanian dan lain-lain.
b.      Perusahaan kecil yang sedang berjalan lambat, macet, atau merugi.
c.       Perusahaan yang sedang mau memperluas bidang usahanya dalam bidang yang sama atau masuk ke bidang yang baru.
d.      Mereka yang baru mulai terjun di perusahaan kecil.
e.       Mereka yang sedang merintis kariernya di bidang perusahaan perusahaan kecil.
f.        Mereka yang bertugas membimbing atau membina pengusaha kecil, apakah itu lembaga pemerintahatau lembaga swasta.
Analisis situasi dan analisis diri merupakan hal terpenting sebelum memulai usaha karena usaha harus sesuai dengan lokasi dan situasi yang memungkinkan untuk berusaha. Menurut statistik di amerika serikat, 82% dari pengusaha kecil baru mulai mengalami kegagalan dalam 2 tahun pertama operasinya. Bahkan di Indonesia lebih banyak. Berikut merupakan penyebab kegagalan perusahaan ;
1.      Kurang ulet dan cepat putus asa.
2.      Kurang tekun dan kurang teliti.
3.      Kurang inisiatif dan kurang kreatif.
4.      Tidak jujur dan tidak tepat janji.
5.      Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha.
6.      Memulai usaha langsung secara besar-besaran.
Berikutnya pengusaha harus mengetahui dimana dan kapan harus memulai usaha dengan artian bahwa pengusaha harus mampu menganalisis lingkungan yang tepat dijadikan tempat untuk membuka usaha dan kemudian harus memperhatikan hal yang terjadi di sekitar, serta pengusaha harus bersikap sebagai wirausaha. Seorang wirausaha harus bersikap sesuai dengan ketentuan yang ada.
Bagi kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia perencanaan usaha diangggap tidak begitu penting dan itulah yang menyebabkan usaha kecil susah untuk berkembang. Pererencanaan  merupakan hal yang tidak dapat dihilangkan ketika membangun sebuah usaha karena merupakan kerangka awal dari keseluruhan usaha. Di dalam perencanaan berisi cita-cita, tujuan, sasaran, dan target.
 Setelah melewati perencanaan maka yang dibutuhkan adalah mengenali analisis SWOT yaitu;
a.       Strenght (kekuatan) yang dapat mendukung kegiatan didalam perusahaan.
b.      Weakness (kelemahan) merupakan penghambat bagi perusahaan tetapi dapat di antisipasi.
c.       Opportunity (peluang) merupakan kesempatan yang terlihat dalam berusaha.
d.      Threats (ancaman) merupakan faktor dari eksternal yang dapat membahayakan perusahaan.
Ketika perumusan analisis SWOT telah dikerjakan maka selanjutnya adalah bagaimana menyusun sasaran perusahaan, merumuskan rencana jangka panjang perusahaan, merumuskan rencana jangka pendek perusahaan, serta bagaimana menyusun anggaran perusahaan.
Di dalam pemasaran perusahaan kecil harus di pertimbangkan dengan matang sesuai dengan keadaan sekitar serta bagaimana usaha itu sendiri sesuai dengan bidang usahanya. Banyak cara yang dilakukan dengan sistim pemasaran dewasa ini yaitu dengan menggolongkan konsumen serta klasifikasi dari produk kita sendiri.

Selanjutnya menyusun keuangan perusahaan perusahaan kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut;
a.       Piutang dagang
b.      Ramalan uang tunai
c.       Catatan umur piutang
d.      Potonganpenjualan
e.       Penjualan bersih
f.        Harga pokok penjualan
g.       Laba kotor
h.       Laba operasi
i.         Biaya bersih
j.        Laba bersih (rugi)
k.      Harta tetap
l.         Harta lancar
m.     Neraca
n.       Perhitungan rugi laba
o.      Biaya variabel
p.      Biaya tetap
q.      Biaya semi variabel
Perusahaan kecil di dalam organisasi dan kepersonaliaan harus teratur dan terorganisir dengan baik, dalam hal ini membicarakan tentang bagaimana keterampilan dari karyawan dan atasan dalam usaha kecil. Maka dari itu kita harus memahami perihal berikut;
a.       Aspek organisasi perusahaan kecil
b.      Aspek kepersonaliaan perusahaan kecil
c.       Prinsip hubungan kerja partisipatif dan maju bersama

d.      Produksi untuk perusahaan kecil

Join Facebook

Kontak Penulis

My photo
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia

Terbanyak Di Baca !!!